Sepulang dari Tiongkok, 3 Guru SMKN 2 Surabaya Punya PR Susun Bahan Ajar tentang ini

Sepulang dari Tiongkok, 3 Guru SMKN 2 Surabaya Punya PR Susun Bahan Ajar tentang ini
foto:istimewa
Tiga Guru SMKN 2 Surabaya saat berkunjung ke DoangLi District Vocasional Education Center School.  
Teknologi di Tiongkok yang terkenal berkembang pesat manjadi  acuan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim untuk mengirim sejumlah guru vokasional ke sana.
Dari 20 guru SMK yang dikirim, tiga di antaranya adalah guru SMKN 2 Surabaya. Mereka yaitu Ida Fitriyaningsih guru Rekayasa Perangkat Lunak kemudian Firman Fandian guru kelistrikan dan Rendika Taufan Baru guru Teknik Permesinan.
Sepulang dari negeri Tirai Bambu tersebut tiga guru SMKN 2 Surabaya mempunyai pekerjaan rumah (PR) untuk membuat bahan ajar terkait teknologi drone.
Mulai 5 hingga 28 September 2008 mereka mengikuti kursusu singkat dan mengamati pembelajaran di DoangLi District Vocasional Education Center School. Yaitu sekolah kejuruan di bawah naungan Pemerintah Tiongkok.
Firman mengungkapkan, pembelajaran teknologi drone merupakan yang terbaru diketahui para guru. Para guru diajak mempelajari komponen dan merakitnya.
“Ini sangat tepat jika diterapkan di sekolah kami, mulai dari sistem pemogramannya, perangkatnya dan pemakaiannya bisa masuk ke berbagi jurusan di SMKN 2 Surabaya,”ujarnya ketika ditemui SURYA.co.id di sekolah, Rabu (3/10/2018).
Untuk itu, para guru yang telah mendapat pelatihan ini berencana menyusun bahan ajar agar bisa mengunakan materi drone di kelasnya pada tahun ajaran baru.
Ida menambahakan sekolah berencana memelikan drone terbaru untuk dipelajari kembali oleh para guru dan diterapkan di kelas. Drone yang dibeli merupakan buatan pabrik, berbeda dengan di Tiongkok yang disediakan dalam bentuk belum dirakit.
“Di Indonesia belum ada komponen pembelajaran drone, makanya kami harus mulai beli yang buatan pabrik,” ungkapnya.
Menurutnya pembelian drone sebagai modal pembelajaran bisa ditambahkan ke bahan ajar di jurusan Bangunan untuk pemetaan lahan, jurusan Multimedia digunakan sebagai tambahan sarana dokumentasi. Hingga sistem pemrogramannya yang bisa dipelajari jurusan Audio Visual, Rekayasa Perangkat Lunak dan teknik komputer jaringan.
Selain bahan ajar, para guru juga ingin bisa memiliki iklim pembelajaran layaknya di Tiongkok. Menurutnya di Tiongkok sekolah yang dikunjungi memiliki budaya tertib dan sopan. Serta jumlah siswa dalam kelas lebihs edikit dari standar yang ada di Indonesia, belum lagi sarana dan prasarana teknologi yang memadai.
Kepala SMKN 2 Surabaya, Djoko Pratmodjo mengungkapkan setelah kunjungan para guru ini, maka akan banyak bantuan bisa diterima sekolah dri negara yang bekerja sama dengan Dindik Jatim. Namun, pihak sekolah masih menunggu regulasi yang mendukung penerimaan hibah dari pihak luar negeri ini.
“Kalau drone dapat diadaptasi dan bisa dapat bahan darai sana (Tiongkok) kemudian bisa kami pelajari dan jual lagi,”urainya.


Share:

Arsip Blog

Recent Posts