Dindik Jatim mulai Bahas Mekanisme PPDB 2019, Jalur Prestasi akan Ada Perubahan

Dindik Jatim mulai Bahas Mekanisme PPDB 2019, Jalur Prestasi akan Ada Perubahan
surya/sulvi sofiana
UJI COBA APLIKASI - Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman (dua dari kanan) didampingi sejumlah staf mencoba aplikasi A-GTK di ruang Klinik Pendidikan, Selasa (24/10/2017). Dindik Jatim mulai bahas PPDB 2019 dan yang jadi fokus perhatian jalur prestasi. 
 Enam bulan lagi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kembali digelar. Berdasarkan evaluasi PPDB 2018, Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa Timur mulai merumuskan mekanisme pendaftaran jalur non online, seperti jalur prestasi, jalur mitra warga, dan jalur bidik misi.
Menurut Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman dari ketiga pola penerimaan tersebut banyak ditemukan polemik dalam prakteknya. Apalagi untuk jalur prestasi menjadi bahan evaluasi utama.
Hal ini menjadi sorotan Dindik karena permasalahan PPDB 2018 menjadi perhatian KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
Sedangkan jalur mitra warga dan jalur bidik misi tidak banyak perubahan.
”PPDB 2018 banyak mendapat komplain dari wali murid. Sampai KPK turut nangani masalah itu. Walaupun sebenarnya yang terjadi sudah sesuai dengan pedoman juknis,” ungkap Saiful, Kamis (27/12/2018).
Saiful mengungkapkan, mekanisme yang akan digunakan pada jalur prestasi dibuat sebagai pedoman agar lebih dipahami pihak sekolah dan wali murid.
”Kami rumuskan mekanisme jalur prestasi ini seperti apa dan spesifikasinya bagaimana secara detail,” ungkapnya.
Mekanisme yang akan direncanakan salah satunya yaitu kerjasama dengan KONI dan pihak-pihak terkait agar sesuai sasaran, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya uang seluruhnya ditangani panitia.
”Jadi biar yang menggunakan jalur prestasi ini benar-benar akurat prestasinya, sertifikatnya yang diajukan,” paparnya.
Selain jalur prestasi, jalur mitra warga dan bidik misi juga menjadi evaluasi Dindik Jatim. Namun, pada dua jalur ini  tidak  banyak yang dievaluasi. Kebijakan tersebut masih tetap sama dengan PPDB  2018.
”Kalau mitra warga ya yang betul-betul dalam keadaan miskin sesuai dengan kondisi lapangan. Kalau bidik misi anak yang pintar tapi miskin dan kita beri beasiswa. Tidak ada perbedaan untuk pola ini,” jelas Saiful.

Share:

Arsip Blog

Recent Posts